4 Udemy. Udemy adalah salah satu platform terbaik yang bisa dimanfaatkan untuk mempertajam kemampuan bahasa inggrismu. Di dalamnya, terdapat lebih dari 25.000 program kursus berkualitas yang bisa kamu pilih, dan bahasa inggris merupakan materi favorit yang kerap menjadi pilihan utama para peserta.
InnovativeLearning Center memudahkan pengalaman belajar Bahasa Inggris Anda sebagai les bahasa inggris terbaik di Surabaya. Sejak 2007, Innovative Learning Center Surabaya telah berdedikasi untuk mendukung Anda dengan cara belajar yang fun namun tetap efektif. Les TOEFL di Sidoarjo dan Surabaya. Saat ini, kemampuan Bahasa Inggris semakin
Setiapjenis tes TOEFL® dimaksudkan mengukur keterampilan komunikasi dengan rangkaian tugas yang mencerminkan kemampuan yang sesuai tingkat kognitif dan usia. TOEFL® Family of Assessments menyediakan informasi yang Anda butuhkan untuk membantu Anda membuat keputusan dengan tepat. International Test Center menyediakan 3 dari 4 layanan TOEFL
Fast Money. Hai guys, gimana kabarnya? Semoga selalu diberikan naungan kesehatan yah kalian semua Kalo gw disini alhamdulillah baik-baik aja *siapa juga yak yang nanya hihihiii* Oke, sesuai judulnya, kali ini gw mau share pengalaman penuh deru debu gw untuk ngedapetin skor TOEFL ITP di atas 550 demi bisa apply LPDP. 23 Juli 2016 yang lalu, untuk kelima kalinya, baca ya, KELIMA KALINYA, gw memberanikan diri untuk ikut tes TOEFL ITP lagi di LBI UI Depok. Kalo kalian pernah baca postingan gw paling pertama di blog ini, kalian pasti tahu skor awal gw cuma 537. Alhamdulillah, Allah emang Maha Besar, di tes yang kelima kalinya ini gw dapet skor 573! Padahal target gw 570, alhamdulillah luar biasa 3 poin melampaui target! Gw bakal cerita sedikit kronologis gw tes TOEFL ITP sebanyak lima kali ini. Tahun 2015, gw tes 2 kali di LIA Pramuka, skor pertama 537, skor kedua cuma 530. Tahun 2016, gw beraniin lagi ambil tes di LBI UI Depok bulan Januari, Februari, dan terakhir ini Juli. Skor gw berturut-turut 547, 537, dan 573! Kalo ditanya jenuh ga tes melulu? Jawabannya IYA BANGET! JENUH! Tapi, gw tahan-tahan demi mencapai impian gw kuliah ke negeri seberang. Awalnya gw sempet desperado alias putus asa banget sama TOEFL ITP ini. Rasa hampir mau menyerah itu datang ketika gw baru dapet hasil tes TOEFL ITP yang keempat. Bukannya makin naik skornya, malah jatoh lagi ke 537. Ditambah lagi bulan Juni 2016 kemaren gw ga lolos beasiswa AAS. Hiks, makin terpuruk! Waktu itu gw bingung, apalagi yang harus gw lakukan biar bisa naikin skor. Mau langsung tes IELTS, tapi gw masih belum pede plus belum ada budgetnya. Akhirnya, dengan bermodalkan sisa tabungan dan dengan seizin suami, gw les TOEFL di LIA Cilegon. Gw les selama 3 bulan, dari bulan April sampe Juni 2016. Gw pilih les di LIA Cilegon soalnya cuma di sinilah les TOEFL di Cilegon yang affordable buat gw. Kalo di EF 4jutaan howaaaaa nangis darah bisa-bisa gw D Ohya, biayanya selama 3 bulan itu bisa dicicil 3 kali pula. Sesuai banget sama kondisi finansial gw hahahaha. Gw milih nyicil aja deh, yang pertama bayar yang kedua dan yang ketiga bayar juga. Sebelum mulai les, gw kudu ikutan placement test dulu. Hasil placement test, gw dapet di level 4. Tapi karena level 4 cuma 2 orang muridnya, akhirnya gw turun jabatan jadi level 3. Dan alhamdulillah banget gw bersyukur dapet di level 3 karena materi yang gw dapet di level 3 ini adalah materi-materi TOEFL yang emang belum gw pahami. Kalo di level 4 itu lebih banyak latihan-latihan soal aja. Kelas gw diajar sama Miss Mala. Gw sih suka sama cara ngajar Miss Mala. Beliau banyak ngasih masukan gimana cara ngerjain soal-soal TOEFL based on her own experiences, terutama structure dan reading. Asli, gw banyak improve banget semenjak les. Mungkin karena semenjak les gw jadi tau grammar yang bener gimana, jadinya lumayan lancar lah ngerjain soal-soal structure. Dan gw jadi tau ternyata selama ini gw ngerjain soal structure banyak make feeling alias perasaan, jadi bukan berdasarkan grammar yang bener hahaha. That’s why nilai structure gw ga pernah bagus. Miss Mala berpesan, kalo ngerjain structure itu jangan pake feeling, tapi harus tau grammar yang benernya gimana. Kalo reading, emang dasarnya basic gw di reading ini udah kuat, jadi semenjak les kemampuan ngerjain soal reading gw makin yahud hihihi. Untuk listening, latihan ngerjain soal di tempat les juga lumayan banyak ngasah telinga gw biar lebih sensitif. Gw juga banyak nonton film barat biar kuping gw lebih peka sama conversation-conversation in English. Ohya, di rumah juga gw sering dengerin soal-soal latihan listening TOEFL pake bukunya Longman. Nah, setelah gw selesai les di LIA dan gw ngerasa udah siap untuk tes lagi, akhirnya 23 Juli 2016 gw pun ambil tes TOEFL di LBI UI Depok. Bermodalkan bismillah dan latihan-latihan serta les di LIA, alhamdulillah gw lumayan bisa ngerjain soal dengan lancar. Cuma agak parno aja sama hasil structure plus reading soalnya gw ngerasa kok susah ya ngerjainnya hahahaha. Fifty fifty sih sama hasilnya p Seminggu pun berlalu, dan akhirnya hasil tes pun keluar juga. Gw minta tolong sahabat gw, Ratih, yang lagi ada gawe di FKM UI untuk ngambilin hasil tes gw. Whatsapp dari Ratih pun gw tunggu-tunggu dan akhirnya taraaaaa skor gw 573 cuy! Alhamdulillah banget gw bersyukur usaha dan doa gw ga sia-sia D Bismillah langkah selanjutnya adalah apply LPDP. Semangat! Oke guys, ini sedikit cerita gw bolak balik tes TOEFL. Cara belajar setiap orang itu berbeda-beda. Kalo gw ngerasa terbantu banget ambil les TOEFL di LIA karena gw jadi tau grammar yang seharusnya gimana dan gw jadi paham tips-tips ngerjain soal reading plus listening gimana. Gw jadi nemuin pola gw sendiri pas ngerjain listening, terutama yang bagian long conversation. Dan gw pribadi, rajin nonton film barat itu sangat ngebantu telinga gw buat lebih sensitif sama conversation dalam Bahasa Inggris. Last but not least, jangan pernah menyerah sama kegagalan demi kegagalan yang menghadang. Terus berusaha dan berdoa. Allah ga akan pernah menyia-nyiakan usaha hamba-Nya. Rajin rajin semangat!
Assalamualaikum Wr. Wb. Jika kalian sedang mencari informasi atau referensi mengenai les Bahasa Inggris, mungkin postingan ini bisa membantu. Saya akan menceritakan pengalaman saya saat les Bahasa Inggris di LIA. Pertama-tama saya mencari program yang tepat sesuai kebutuhan saya. Sebenarnya saya sudah diusulkan orang tua saya untuk les di tempat ini sejak masih duduk di bangku sekolah. Namun saya nggak bisa, karena tugas dan jadwal sekolah yang begitu padat. Alasan klise memang. Saat ini, setelah saya berada di Perguruan Tinggi, saya baru merasakan bahwa Bahasa Inggris itu penting! Saya merasa sedikit tertinggal dengan yang lain. Inilah awal yang membuat saya memutuskan untuk les di LIA. Awalnya saya ingin sekali mengambil program conversation. Tapi setelah sepupu saya yang di Inggris memeriksa tugas kuliah saya, secara tersirat dia seperti ingin mengatakan "Your english is so bad!". Yeah, I agree with him! Setelah berpikir cukup lama dan menerima beberapa saran. Akhirnya saya memutuskan mengambil program dari basic, yaitu EA English for Adults. Banyak sekali program yang ditawarkan di LIA, mulai dari General English sampai dengan Professional. Prosedur pendaftarannya adalah sebagai berikut Pertama-tama kita ke bagian Customer Service untuk konsultasi. Di bagian Customer Service akan diberikan selembar kertas yang berisi keterangan Biaya, Jadwal Tes, Jadwal Pengumuman, Jadwal kelas yang tersedia, dan Syarat-syarat yang dibutuhkan saat Placement Test. Setelah kita memutuskan program dan waktu yang tepat, selanjutnya membayar Rp. ke bagian Administration untuk biaya Placement Test. Placement Test terdiri dari listening dan reading semua berjumlah 100 soal. Setelah tes, kita diminta untuk menunggu beberapa hari hingga hasil tes keluar. Setelah hasil tes keluar, kita melakukan pembayaran sesuai level dari hasil tes tersebut, boleh dicicil atau lunas. Setiap pembayaran lunas akan mendapatkan potongan 5%. Setelah melakukan pembayaran, kita akan dikasih Payment Slip, Ruang Kelas, dan selembar kertas untuk mengambil buku paket. Awal masuk kelas saya merasa asing. Secara semua siswanya masih SMA/SMK. Saya berasa paling tua sendiri hahaha. Saya hanya bisa diam sebelum ada yang mengajak ngobrol duluan. Seiring berjalannya waktu, saya mulai bisa menyesuaikan. Ini adalah kelas yang bisa dibilang gokil. Hampir semua siswanya terkadang asik rumpi sama temennya saat guru menerangkan sampai gurunya menegur dan menasehati mereka. Selain itu mereka juga sangat menyenangkan dan ekspresif. Balik lagi ke topik. Di LIA untuk program EA itu ada 3 tingkat, masing-masing terdiri dari 4 level, hingga semuanya berjumlah 12 level. Satu level berjangka 3 bulan, jadi jika mengikuti dari tingkat 1 level 1 EL1 maka kurang lebih membutuhkan waktu 3 tahun untuk bisa menempuh Graduation. Tingkat pertama adalah Elementary, ini adalah tingkat paling basic. Tingkat ini terdiri dari EL 1-4. Tingkat kedua adalah Intermediate, ini adalah tingkat sedang. Tingkat ini terdiri dari IN 1-4. Tingkat ketiga adalah High Intermediate, ini adalah tingkat paling tinggi. Tingkat ini terdiri dari HI 1-4. Di akhir HI4 akan ada Penulisan Ilmiah seperti Skripsi. Siswa benar-benar dilatih bagaimana menulis Skripsi, mulai dari acc judul, acc chapter, sampe dengan sidang yang dihadiri para expert. Pembelajaran di LIA juga hampir sama dengan sekolah. Ada Unit Test, Mid Test, dan Promotion Test. Promotion Test adalah tes yang dilakukan setiap akhir kenaikan level. Test terdiri dari Written dan Oral. Pada sesi Written, kita mengerjakan 80 soal Multiple Choice dan 20 soal Essay. Multiple Choice terdiri dari listening dan reading. Sedangkan Essay akan diberikan beberapa clue atau bahkan hanya judul yang nantinya harus dikembangkan sesuai ketentuan soal. Penilaian Essay terbagi menjadi dua, kesalahan Minor dan kesalahan Mayor. Kesalahan Minor adalah kesalahan penulisan seperti huruf capital, letak titik, koma, dan lain sebagainya. Sedangkan kesalahan Mayor adalah kesalahan penulisan grammar. Masing-masing memiliki poin pengurangan yang berbeda. Tapi jangan khawatir! Penulisan Essay ini adalah materi yang sebelumnya sudah diajarkan di kelas. Setelah itu ada Oral. Test ini merupakan test lisan, menilai sejauh mana kemampuan kita berbicara Bahasa Inggris. Kalian juga tidak perlu khawatir dengan test ini, kalian hanya perlu berbicara senyaman mungkin dan meyakinkan kalau kalian bisa speaking dengan lancar, walaupun grammar itu benar atau salah. Setidaknya kalian sudah berusaha, poin pentingnya adalah usaha kalian untuk berani speaking. Acara yang paling ditunggu-tunggu adalah Homestay. Setiap akhir tahun LIA selalu menyelenggarakan program Homestay. Agenda tahun ini adalah Homestay to Perth, Australia 2015. It's a great program! Selain itu, setiap bulan LIA juga rutin membagikan CnS Magazine, yaitu majalah anak, remaja, dan dewasa yang berisi informasi, cerpen, quiz, dsb seperti majalah pada umumnya. Ada satu hal yang membedakan majalah ini dengan majalah lain. Yups! Semua artikelnya in English. So funny to learn English well! Okay I think enough, thanks for read until end. If you want to know what I learn in LIA. You can read my last post. Keep learn and share. Wassalamualaikum Wr. Wb.
The TOEFL iBT PredictionTes yang mengukur semua aspek dalam kemahiran berbahasa Inggris khususnya untuk keperluan akademis ini, memberi prediksi skor TOEFL iBT yang cukup akurat. Keterampilan berbahasa yang diuji meliputi listening, speaking, reading, dan writing. Komponen bahasa yang diuji meliputi kosakata, tata bahasa, dan pengucapan, termasuk intonasi dan tekanan.
pengalaman les toefl di lia